SIMPANG AMPEK – Pasaman Barat yang baru memasuki usia ke-18 tahun mengalami ujian yang cukup dahsyat. Di usia itu pula datang bencana besar dari Allah berupa gempa bumi yang memporak-porandakan ribuan rumah warga, ribuan warga mengungsi, meregang puluhan nyawa, dan ratusan luka-luka.
Sebagai kabupaten yang baru mekar, tentunya belum memiliki pengalaman dalam menangani bencana gempa bumi yang cukup besar dengan kekuatan 6, 2 magnitude. Ternyata, daerah yang mekar dari induknya Kabupaten Pasaman ini bisa bangkit berkat pertolongan semua pihak, termasuk relawan kemanusiaan yang datang membantu.
Di tengah kemelut, ketakutan dan kecemasan Pemerintah Daerah, puluhan relawan kemanusiaan hadir dan membantu diberbagai bidang. Ada yang menolong korban luka, membersihkan puing-puing bangunan, ada yang memberi bantuan logistik, bantuan kesehatan, dan ada yang memasak di dapur umum.
Semua relawan kemanusiaan mengeluarkan tenaga, pikiran agar masyarakat yang terdampak bisa pulih. Selama 14 hari masa tanggap darurat dari awal hingga berakhirnya masa tanggap darurat, relawan kemanusiaan tidak pernah berhenti mendedikasikan diri untuk masyarakat Kabupaten Pasaman Barat.
Baca juga:
Presiden Jokowi Jenguk Buya Syafii di Sleman
|
Bupati Pasbar Hamsuardi, Wakil Bupati Risnawanto, Komandan Kodim 0305/Pasaman Letkol Kav Hery Bhakti selaku Komandan Pos Komando Tanggap Darurat Pasaman Barat dan seluruh OPD siang malam berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat yang terdampak.
Di tengah upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan masa tanggap darurat, silih berganti datang cacian dan hujatan. Namun, sebagai pelayan masyarakat, cacian dan hujatan dijadikan sebagai motivasi untuk terus berbuat.
“Sebagai manusia, kita semua memiliki keterbatasan. Saya bersama seluruh stakeholder terkait berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Hal utamanya yang paling penting bagi saya, menyelamatkan dan mengevakuasi masyarakat yang terdampak. Memenuhi kebutuhan mereka berupa logistik. Setelah itu, barulah saya melihat pengungsi dari satu titik ke titik posko yang lainnya, ”kata Hamsuardi.
Kita bersyukur, lanjut Hamsuardi di tengah bencana yang dihadapi datang dukungan dari semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/ kota lainnya, BUMN, BUMD, Swasta dan masyarajat. Tidak terkecuali relawan kemanusiaan yang sebelumnya tidak dikenal lelah membantu masyarakat Pasbar untuk bangkit kembali.
“Setelah tanggap darurat selesai, saya berpikir tanpa dukungan relawan kemanusiaan, dukungan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dukungan kabupaten/kota lainnya dan perusahaan lainnya, mungkin kita tidak bisa menyelesaikan bencana ini. Ternyata kita ditimpa bencana, Allah kirimkan orang - orang baik untuk membantu, ” ujar Hamsuardi.
Khusus untuk relawan kemanusiaan, Bupati Pasaman Barat bersama jajaran mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Atas pengabdian relawan di bumi mekar Tuah Basamo selama masa tanggap darurat.
“Salam khusus untuk relawan kemanusiaan yang telah membantu masyarakat Pasbar untuk bangkit. Hingga anak sekolah bisa belajar lagi. Karena relawan kemanusiaan memberikan trauma healing, ”katanya.
Selain itu, Komandan Kodim 0305/Pasaman Letkol Kav Hery Bhakti selaku Komandan Pos Komando Tanggap Darurat Pasaman Barat juga mengucapkan terimakasih kepada pasukan loreng Batalyon Infanteri 133/Yudha Sakti. Mulai dari awal tanggap darurat 25 Februari hingga 10 Maret berakhirnya. Sebanyak 109 anggota TNI telah membantu masyarakat di berbagai titik pengungsian.
“Di dalam menangani bencana alam ini, kita perlu berkoordinasi dan bahu membahu. Ternyata kita bisa lewati masa tanggap darurat dan saat ini memasuki masa transisi atau Pemulihan, ”katanya.(**)